Puisi Religi
Kumpulan Puisi Religi, Keimanan, Rohani, Ketuhanan, dan Agama 2016.
Wiji Thukul: Tapi satu mana lengkap tanpa yang pecah. Maka aku pun rela jadi sepersekian dari keutuhanmu.
[...]
Sapardi Djoko Damono: Ada yang sedang menyanyikan beberapa ayat kitab suci yang sudah sangat dikenalnya tapi ia seperti takut mengikutinya.
[...]
Sapardi Djoko Damono: Apakah ada cahaya yang tanpa bayang-bayang?
[...]
Chairil Anwar: Pada daun gugur tanya sendiri, dan sama lagu melembut jadi melodi!
[...]
Sutan Takdir Alisjahbana: Ya Allah, ya Rabbi, hancurkan, remukkan sesuka hati.
[...]
Norman Adi Satria: Di zaman Herodes hadirat Tuhan mewujud anak seorang dara. Banyak yang menghujat: masa Tuhan manusia, anak haram pula?
[...]
Norman Adi Satria: Kalau perlu hapus saja tanggal 25 Desember dari kalender!
[...]
Muhammad Wildan Basri: Di kota ini semua sama, tak ada beda, permadani dikuasai pendosa, permadani dikontrol pencari surga.
[...]
Norman Adi Satria: Tuhan memang menciptakan segala sesuatu baik, tapi segala sesuatu diciptakan bukan semuanya untuk kamu makan...
[...]
Apin Suryadi: Lupa diri adalah pemberontakan kepada Tuhan.
[...]
Iip S. Huda: Aku Rindu ... Ketika adzan maghrib berkumandang memanggilku pulang. Pakaian lusuh dengan sandal putus kutenteng menyusuri jalan.
[...]
Norman Adi Satria: Ia membuka laci gerobaknya, dua lembar duit merah bergambar perahu layar menyapa. "Masih jauh untuk menuju Pak Harto, Nak." ucapnya.
[...]
Norman Adi Satria: Setelah Yesus mati, tiada yang tahu
apakah Herodes mendadak kepo menanyai orang-orang
tentang perkataan-perkataan Almasih selagi hidup atau tidak sama sekali.
[...]
Norman Adi Satria: Ketika seorang Kristen mengucapkan selamat Idul Fitri bukan berarti ia ingin suatu saat kelak dibalas ucapan Natal tapi kerna Kristen tahu pula bagaimana rasanya berpuasa.
[...]
Norman Adi Satria: Luka terpedih bukan di sekujur tubuh yang tercambuk, bukan di kepala yang dimahkotai duri tertusuk, bukan di tangan dan kaki yang terpaku di tiang busuk.
[...]
Norman Adi Satria: Hatinya masygul terkenang seucap nasihat: "Jangan pernah pilah-pilih pantat, ia mulia ketika bersalat." Ia terkenang tukang kayu bersujud berdoa, meninggikan pantat, merendahkan kepala.
[...]
Norman Adi Satria: Bendera mengingatkan kami pada Yesus, di tiang salib. Merah darahnya, putih tulangnya menganga.
[...]
Norman Adi Satria: Besok kita panggil orang-orang yang teraniaya untuk berdoa saja, Pak. Doanya katanya lebih mujarab lagi! Ampuh!
[...]
Norman Adi Satria: Inilah bulan dimana kau tak bisa mengatasnamakan Iblis atas dosa yang terlahir dari kehendakmu sendiri.
[...]
Saf Rin Karim: Ketika Ramadan tiba, pencela jadi pencerah, pencuri jadi pemberi, pemarah jadi peramah, perusuh jadi pemalu.
[...]
Norman Adi Satria: Kutulis sajak ini kepada para teroris untuk menyuratkan satu pertanyaan saja: kitab suci mana yang telah kau baca?
[...]
Norman Adi Satria: Hanya Tuhan hakim yang adil, maka tak perlu mengutuki ketidakadilan hakim yang selain Tuhan.
[...]
Norman Adi Satria: Ah, mantan. Jika takut CLBK dan balikan, haruskah kita saling bermusuhan?
[...]
Norman Adi Satria: Hengkangnya Iblis dan sepertiga malaikat menjadi pertanda bahwa surga tak menjamin pribadi yang abadi memiliki kesalehan yang abadi pula.
[...]
Norman Adi Satria: Ketika itu Tuhan hadir apa adanya. Kita bingung menyaksikan makna tanpa balutan apa-apa.
[...]
Wiji Thukul: Seorang lelaki kelana di dunia batin sudah akrab dengan gelap yang menuntun ke pusat cahaya. Hanya kepadanya ia akan menyerah.
[...]
Chairil Anwar: Baik, baik aku akan menghadap Dia. Menyerahkan diri dan segala dosa. Tapi jangan tentang lagi aku. Nanti darahku jadi beku.
[...]
Ajip Rosidi: Tapi apa hak manusia lata, tahu rahasia Yang Maha Kuasa? Apa pun yang ditakdirkanNya, akan diterima tanpa bicara.
[...]
Ajip Rosidi: Sebelum Sang Maut menjemput, sekali lagi namamu 'kan kusebut, lalu diam. Mati.
[...]
Norman Adi Satria: Tuhan, apakah di surga nanti masih ada toleransi?
[...]
Cak Nun: Sembahyang di atas sajadah cahaya. Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia.
[...]
WS Rendra: Tuhan adalah Bapa yang sakit batuk. Dengan pandangan arif dan bijak membelai kepala para pelacur.
[...]
Cak Nun: Mahaanggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan. Mahaagung Ia yang mustahil menganugerahkan keburukan.
[...]
Cak Nun: Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu. Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu.
[...]
Norman Adi Satria: Aku melihat-Mu sesubuh tadi mengumpulkan pecahan malam, merangkaikannya menjadi pagi.
[...]
Norman Adi Satria: Benar, Tuhan tak mengampuni dosanya. Frans mendapat hukuman terberat yaitu dijebloskan ke dalam surga.
[...]
Norman Adi Satria: Tuhan sudah bilang "jadilah". Kita saja yang bilang "nggak jadi aja deh".
[...]
Norman Adi Satria: Jadi seorang Pastor pun tidak percaya jika roti dan anggur itu sudah berubah menjadi tubuh dan darah?
[...]
Norman Adi Satria: Patung-patung telah kubuang. Itu hanyalah lempung, takkan mampu merefleksikan kemahaan, tiada yang mampu memahat kilauan cahaya Sang Maha.
[...]
Norman Adi Satria: Itulah langit dimana Tuhan kita bertahta. Kau akan mencapainya hanya dengan bersujud dalam doa.
[...]
Norman Adi Satria: Sang pendusta ulung mungkin hadir dalam kejujuran paling jujur di sepanjang permulaan, kemudian menghempas kita dalam kebohongan yang paling bohong.
[...]
Norman Adi Satria: Maaf, Yesus... Aku sering mabuk-mabukan dengan anggur yang Kausebut darah-Mu dalam perjamuan yang dipimpin oleh seorang Disc Jockey. Ajeb-ajeb sambil nyebut: ampun DJ... Sekarang ditambah lagi: Om Telolet Om...
[...]
Norman Adi Satria: Siapa bilang orang miskin tak bisa Kristen, jua sebaliknya: orang Kristen tak bisa miskin?
[...]
Norman Adi Satria: Kita yang jahat juga bakal abadi kerna neraka memang butuh ratap tangis dan kertak gigi.
[...]
Kahlil Gibran: Kau memiliki banyak pecinta, namun hanya aku yang mencintaimu.
[...]
Norman Adi Satria: Iman tak tumbuh dari pengetahuan; tahu segala belum tentu menumbuhkan iman.
[...]
Norman Adi Satria: Isi perintah-Nya: kita harus menjauhi larangan-Nya. Isi larangan-Nya: kita tidak boleh tidak menaati perintah-Nya.
[...]
Norman Adi Satria: Apakah kelak puisi akan menjadi umpan api yang membakar saya sendiri?
[...]
Norman Adi Satria: Andai tuhan kita memang beda, biarlah mereka saja yang bertengkar. Kita jangan ikut campur urusan ilahi.
[...]
Norman Adi Satria: Tuhan, kata-Mu semakin miskin kami akan semakin Kau sayangi
[...]