Puisi Norman Adi Satria – Puisi Normantis

Kegalauan R.A. Kartini – Oleh: Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Miris, teramat miris. Minuman keras yang Kartini harapkan takkan menjangkiti kaum Bumiputra justru diduga sebagai penyebab kematiannya. Kartini tewas 4 hari pasca melahirkan putra tunggalnya, Soesalit Djojoadiningrat. Di hari keempat pasca melahirkan itulah, Kartini diajak minum anggur oleh dokter yang membantu persalinannya, Dr. van Ravesten, sebagai tanda perpisahan. [...]

Zaman Musa VS Zaman Herodes – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Di zaman Herodes hadirat Tuhan mewujud anak seorang dara. Banyak yang menghujat: masa Tuhan manusia, anak haram pula? [...]

Mantanku Kupu-Kupu – Puisi Norman Adi Satria

1 Comments

Norman Adi Satria: Mantanku seekor kupu-kupu. Kupacari ia saat masih ulat bulu. [...]

Surat Abang Kepada Adiknya yang Nyaris Dipenjara – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Pak Polisi, saya mau melaporkan dia karena telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan yaitu melaporkan saya atas tuduhan perbuatan tidak menyenangkan. [...]

Layangan Temangsang – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Kukira kitalah yang dikoyak-koyak sepi tapi tak mampus-mampus sampai detik ini. [...]

Nenek Moyang dan Cewek Matre – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Sebagian jadi enggan melaut, takut dibilang matre. Sebagian lagi curiga moyang matre kerna ke laut aje. [...]

Aku dan Kekasih Barumu – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Mantanmu itu memang istimewa ya, aku selalu melihat embun menghiasi pipinya. Pipi yang selalu pagi. Kadang terdengar suara burung bernyanyi. [...]

KZL & ZBL – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: PermotoGPan F1! Perhompimpahan pingsut! Perpoco-pocoan breakdance! Percherrybellean JKT48 [...]

Low Profile (Orang Jawa)- Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Orang Jawa memang suka merendah, tapi jangan coba-coba merendahkannya. [...]

Kemerdekaan Jomblo (Bergerilya Aku Mencintaimu) – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Aku masih merah putih, belum jua menyerah memperjuangkanmu, wahai jodoh masa depan! [...]

Mengheningkan Cipta – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Lihat perang itu! Bukankah itu upaya menciptakan hening? [...]

25 Desember – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Kalau perlu hapus saja tanggal 25 Desember dari kalender! [...]

Yatim – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Perut ditendang lagi, Ibu bergumam: wah, esok jadi pesepakbola anakku, kencang betul tendangannya. [...]

Yesus Jomblo – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Mentang-mentang Yesus jomblo seumur hidup, lantas kamu jadikan pembelaan atas kejombloanmu. [...]

Puisi LDR 6: Obesitas Rindu – Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Ke sebuah hati rinduku akan pulang. Rindu yang makin gendut kebanyakan makan jarak dan perpisahan. [...]

Keromantisan – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Keromantisan bukan terletak pada apa yang kau perbuat tapi pada kepekaan seseorang yang padanya kau melakukan perbuatan. [...]

Merah Darahku, Putih Tulangku! – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: “Merah darahku, putih tulangku!” Teriakkan itu, rasakan kibarnya di sekujur raga jiwamu. [...]

Beban Sejarah – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Sungguh tidak arif memeteraikan sepenggal sejarah di bahu para pembaharu; meyakini darah selamanya mengandung kutuk turun temurun dari leluhur. [...]

Rokok dan Kamu – Puisi Norman Adi Satria

1 Comments

Norman Adi Satria: Entah rokok atau kamu yang akhirnya membunuhku. [...]

Di Balik Foto Chairil Anwar yang Sedang Merokok – Puisi Norman Adi Satria

1 Comments

Norman Adi Satria: Entah apakah suatu saat kelak foto itu bakal di pajang pada bungkus rokok dengan embel-embel tulisan "Rokok Membunuh Chairil" atau tidak. [...]

Mantan yang Paling Mantan 2 – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Kita butuh benar-benar pikun untuk saling melupakan. [...]

6 Surat Chairil Anwar Kepada H.B. Jassin yang Paling Mencengangkan – Oleh: Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Chairil harus berkompromi dengan "hasrat"-nya. Kalau meminjam istilah Sapardi Djoko Damono, Chairil harus "bilang begini, maksudnya begitu". [...]

Kata Iklan: Berani Kotor Itu Baik – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Ternyata babi adalah binatang yang paling baik karena bukan cuma berani kotor, dia takut bersih. [...]

Kulit – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Apakah anak manusia memang mesti begitu, di tiap zaman ingin tampil semakin berbeda, hanya demi kian jauh dari bayang-bayang anak monyet yang katanya masih sanak keluarga? [...]

Ketika Pejabat Mendadak Jadi Penyair – Puisi Norman Adi Satria

1 Comments

Norman Adi Satria: Puisi memang air jernih yang menyejukkan, puisi bukan air kobokan untuk mencuci tangan. [...]

Kembali Semula (Sajak Es Lilin) – Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Ia pernah menjadi es lilin, kini mencair ditinggalkan dingin. [...]

Orang Kaya Buang Sampah Sembarangan – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Melihat orang kaya raya buang sampah sembarangan dari jendela mobilnya, aku sontak berpikir: apakah ia menjadi kaya bukan karena atitude? [...]

Disekolahin (di Pegadaian) – Puisi Norman Adi Satria

1 Comments

Norman Adi Satria: Jangankan anak-anak, kulkas, tv, mesin cuci, setrika, bpkb motor, handphone china, dan cincin kawin pun kami sekolahkan, setinggi-tingginya. [...]

Saya Kristen Tapi Tidak Makan Babi – Puisi Norman Adi Satria

1 Comments

Norman Adi Satria: Tuhan memang menciptakan segala sesuatu baik, tapi segala sesuatu diciptakan bukan semuanya untuk kamu makan... [...]

Dalam Setiap Diri Kita – Puisi Sapardi Djoko Damono

0 Comments

Sapardi Djoko Damono: Dalam setiap diri kita, berjaga-jaga segerombolan serigala. Entah kena sawan apa, rombongan sulap itu membakar kota sebagai permainannya. [...]

Tak Jadi Romantis – Puisi Norman Adi Satria

1 Comments

Norman Adi Satria: Dengar, ya! Kamu boleh romantis, tapi jangan merusak lingkungan! Kertas ini terbuat dari pohon! Dan sungai ini bisa cemar oleh gombalanmu! [...]

Jam Tangan dan Ayah – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Ia membuka laci gerobaknya, dua lembar duit merah bergambar perahu layar menyapa. "Masih jauh untuk menuju Pak Harto, Nak." ucapnya. [...]

Ratapan Pengamen Jalanan – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Apakah jalanan telah menghinakan kami? Apakah memusnahkan kami memuliakanmu? [...]

Puisi LDR 5: Kamu Adalah Kesempurnaan yang Lain – Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Dalam alam khayal, kamu sempurna. Pada kenyataannya, kamu adalah kesempurnaan yang lain. [...]

Dalem Banget – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Setiap kali namamu kusapa, kau selalu menjawab: dalem dan selalu kulanjutkan: banget. [...]

Tampar Menampar dalam Alkitab – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Setelah Yesus mati, tiada yang tahu apakah Herodes mendadak kepo menanyai orang-orang tentang perkataan-perkataan Almasih selagi hidup atau tidak sama sekali. [...]

Di Usia yang Melebihi Chairil – Puisi Norman Adi Satria

1 Comments

Norman Adi Satria: Sesiapa yang sekedar jadi binatang, meski sejalang-jalangnya, biarpun dikoyak sepi sesepi-sepinya, belum layak mati bergelar pujangga! [...]

Aku Bukan Keledai, Aku Ingin Terjatuh (Lagi) – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Aku bukan keledai! Dan aku mencari lubang itu sekali lagi. Aku ingin jatuh! [...]

Permen Karet – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Biar mampus! Makanya, jalani kodrat dengan tanpa syarat! Jika tidak, bersiaplah dilaknat! [...]

Gigi – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Tahu bahwa manusia bakal rakus maka Tuhan menciptakan giginya begini: delapan gigi depannya gigi kelinci, di sampingnya empat taring macan, di bagian belakang berderet gigi sapi. [...]

Menggugat Hujan Bulan Juni – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Dengan rasa penasaran pemuda itu selalu mengamati hujan yang turun di setiap bulan demi membuktikan apakah Sapardi yang sok tahu atau dirinyalah yang masih lugu. [...]

Luka Terpedih – Puisi Norman Adi Satria

2 Comments

Norman Adi Satria: Luka terpedih bukan di sekujur tubuh yang tercambuk, bukan di kepala yang dimahkotai duri tertusuk, bukan di tangan dan kaki yang terpaku di tiang busuk. [...]

Posesif – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Wanita cengangas-cengenges itu bukan wanita seutuhnya. Wanita butuh menangis! [...]

Happy Ending – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Happy atau tidak happy tergantung pada sebuah keputusan, bukan pada sebuah ending. [...]

Sajak Bangku (Terkenang Tukang Kayu) – Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Hatinya masygul terkenang seucap nasihat: "Jangan pernah pilah-pilih pantat, ia mulia ketika bersalat." Ia terkenang tukang kayu bersujud berdoa, meninggikan pantat, merendahkan kepala. [...]

Halo Mantan 2 – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Pacar baruku merayuku dengan puisimu! [...]

Tiket Perjalanan Jakarta – ….. | Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Ia mungkin masih memiliki pantai yang sama, tapi ombak selalu berganti, entah dimana kini ombak yang dulu menyapu dua pasang jejak sejoli. [...]

Biji Sesawi – Puisi Norman Adi Satria

0 Comments

Norman Adi Satria: Sepanjang malam mengisi insomnia dengan mengamati biji. "Jadi imanku tak sebesar biji ini? Pantas saja doi disuruh tetap tinggal malah pindah ke lain hati." [...]